Teluk Belangah, Singapura
~Bahagian 1~
Terdapat sebuah permakaman di sebelah utara Singapura, dibahagian bernama Teluk Belangah bernama Makam Puteri Radin Mas. Kisah Radin Mas amat sinonim dengan masyarakat Singapura atau pun paling tidak, pernah mendengar akan cerita ini, sebuah kisah yang menghuraikan hubungan kasih sayang seorang ayah yang sanggup mempertaruhkan segalanya demi anak yang tercinta serta pengorbanan seorang anak untuk ayahnya. Radin Mas, seorang gadis suci serta sorang anak yatim yang terlalu dahagakan kasih seorang ibu, malangnya apa yang didapati hanyalah penganiayaan dan penyeksaan terhadap kedua beranak ini. Dan ini adalah kisahnya....
Kisah bermula di Tanah Jawa, disebuah kerajaan bernama Kediri. Kediri sebuah empayar yang besar dan ketika cerita ini bermula, rakyat jelata Kerajaan Kediri sedang meraikan pertabalan Rajanya yang baru, Kanjeng Ratu Kediri serta permaisurinya, Kanjeng Radin Ratu. Keraiannya amatlah meriah dan besar-besaran dan segala macam perayaan dan acara berlangsung selama berpuluh-puluh hari lamanya. Dan sementara Kanjeng Ratu Kediri berdiri diatas takhta sebagai Raja Besar Kediri, adinda kandungnya Radin Kesumowijoyo dilantik sebagai Pangeran Agung, gelaran kedua terbesar di Keraton (istana) Kediri, dengan gelaran Kanjeng Pangeran Agung Radin Kesumowijoyo Diningrat. Pangeran Agung seorang kacak dan tampan, selain dari dikenali sebagai pahlawan yang gagah perkasa, mengetuai angkatan bala tentera Kediri yang cukup besar, bersama dengan panglimanya yang juga merupakan pengikut setia serta sahabat baiknya Dandiar. Baginda menjadi sanjungan kepada rakyat jelata kerana sifatnya yang merendah diri dan baik hati, selain dari rupa dan kegagahan yang dimilikinya itu.
Namun begitu Pangeran Agung masih belum dipunyai sesiapa, masih menyendiri dan belum mana-mana puteri-puteri raja dapat memenangi hati Pangeran Agung. Kerana itu Kanjeng Ratu Kediri amat gusar hati akan keadaan adindanya itu. Selain dari rasa gusar oleh kekandanya itu, seseorang yang lain juga sentiasa memikirkan Pangeran Agung tetapi bukanlah tentang perasaan yang sama seperti Kanjeng Ratu Kediri sebaliknya hasad dengki dan sakit hati. Kecemburuan yang meluap-luap kerana keadaan dirinya yang tidak dipandang oleh Kanjeng Ratu Kediri untuk dilantik menjadi Pangeran Agung. Mungkin kerana keadaan dirinya yang hanya saudara tiri berlainan ibu maka, Kanjeng Ratu Kediri tidak langsung mempertimbangkan akan peluang bagi dirinya menjadi Pangeran Agung. Orang itu adalah Radin Manosekoro!
Keadaan di Balai Penghadapan Keraton cukup meriah. Para pembesar memenuhi ruang Balai dan dihujung sana adalah singgahsana dimana Kanjeng Ratu Kediri sedang duduk berehat bersama Kanjeng Radin Ratu. Dan disampingnya pula adalah Pangeran Agung sedang melayan perasaan sendiri, tidak sedikit pun memberi perhatian akan acara yang sedang dipersembahkan demi menghiburkan sekelian kerabat diraja dan pembesar. Namun tiba-tiba sesuatu berjaya menarik perhatiannya. Dari keadaan fikirannya yang melayang entah kemana, matanya terarah pada apa yang sedang berlaku di tengah-tengah balai. Malah, bunyi paluan gamelan itu tidak didengari sebaliknya dia terlalu tertarik pada seorang penari yang menari penuh gemalai dan mengasyikkan. Terlalu luar biasa akan kecantikkan gadis itu...
Dan setelah selesai akan acara keraian pada lewat malamnya, gadis penari itu yang bernama Mas Ayu, didatangi seorang utusan yang memintanya untuk hadir di taman larangan keraton. Dan disitu dia bertemu dengan Pangeran Agung yang sedang tersenyum menanti kedatangannya. Mas Ayu terkejut dan tersipu-sipu malu untuk bertemu Pangeran Agung yang selama ini menjadi rebutan kebanyakan para gadis di seluruh Kediri, tetapi kini Pangeran Agung yang menjadi sebutan orang itu sedang berdiri dihadapannya, malah melafazkan kata-kata cinta kepadanya. Sesungguhnya Pangeran Agung telah pun jatuh cinta pada pandangan mata yang pertama kepada Mas Ayu.
Semenjak itu Pangeran Agung akan sentiasa mencari peluang secara senyap-senyap untuk bertemu dan memadu kasih dengan kekasih hatinya Mas Ayu. Ini kerana, dia tahu akan sifat kekanda kandungnya, Kanjeng Ratu Kediri dan Kanjeng Radin Ratu, meskipun adalah pemerintah yang adil dan saksama tetapi baginda amat mementingkan darjat dan kebanggaan keturunannya yang mereka tidak sekali-kali akan membenarkan mana-mana ahli keluarga mereka berkahwin dengan orang dari golongan rakyat biasa. Menyedari akan hakikat itu, Pangeran Agung mengambil keputusan untuk memperisterikan Mas Ayu dengan secara senyap-senyap. Untuk berberapa ketika, mereka terpaksa berpura-pura terutamanya di hadapan Kanjeng Ratu Kediri dan Kanjeng Radin Ratu. Namun bukanlah sesuatu yang sukar untuk mengetahui rahsia itu tambahan pula bagi orang yang memusuhi Pangeran Agung, yang senantiasa mencari peluang untuk menjatuhkannya.
Kanjeng Ratu Kediri amat murka dengan tindakan Pangeran Agung apabila Radin Manosekoro membawa berita akan perkahwinannya dengan Mas Ayu. Namun, walau macam mana marah sekali pun akan Kanjeng Ratu Kediri, itu takkan mengubah pendirian Pangeran Agung. Kasih sayangnya pada Mas Ayu melebihi segalanya dan nampaknya Kanjeng Ratu Kediri terpaksa belajar untuk menerima hakikat itu. Namun tidak bagi permaisuri, Kanjeng Radin Ratu. Tambahan pula Radin Ratu mempunyai hubungan yang rapat dengan Radin Manosekoro, yang sentiasa mempunyai peluang untuk terus-terusan meracuni Radin Ratu.
Keadaan yang memalukan ini tidak patut dibiarkan dan perlu diambil tindakan dengan segera. Maka, Kanjeng Radin Ratu dan Radin Menosekoro merancang sesuatu. Sesuatu yang dapat menjarakkan Pangeran Agung dan Mas Ayu, agar sesuatu dapat dilakukan untuk memisahkan mereka...
Sekali lagi keraian berlangsung di Keraton Kediri, menyambut akan ketibaan tanda cahaya mata Pangeran Agung dan Mas Ayu. Kelahiran Radin Seri Diningrat atau singkatannya Radin Mas membawa seribu sinar kepada kedua mereka. Dengan kelahiran puteri yang comel ini barulah dirasakan cukup lengkap akan ikatan cinta antara Pangeran Agung dan Mas Ayu. Malah kehadirannya di sambut dengan gembira oleh sekelian hamba rakyat.
Pada suatu hari, Pangeran Agung mendapat titah akan Kanjeng Radin Ratu amat berkehendakkan daging kijang dan memintanya untuk mendapatkannya. Maka diiringi oleh berberapa pengikutnya yang setia dan tentunya Dandiar. Pangeran Agung bertolak menuju ke hutan belantara dengan membawa titah Kanjeng Radin Ratu. Namun dihati Mas Ayu berasa amat bimbang untuk melepaskan suaminya itu pergi, tidak seperti sebagaimana dia melepaskan suaminya untuk titah-titah yang lain sebelum ini. Tapi apa yang mampu dilakukannya, hanyalah dipendam didalam hati dan tidak diluahkan kepada Pangeran Agung, supaya suaminya tidak gusar.
Apa yang ditakutkan nampaknya bukanlah semata-mata mimpi buruk sebaliknya titah yang dikeluarkan oleh Kanjeng Radin Ratu adalah satu helah untuk membawa Pangeran Agung meninggalkan istana untuk Radin Manosekoro menjalankan rancangan jahat mereka! Radin Menosekoro mengambil peluang untuk memperkosa Mas Ayu tetapi Mas Ayu cuba untuk menentang. Namun malang baginya, dalam pergelutan demi memelihara kesuciannya itu, Mas Ayu terkorban apabila Radin Manosekoro tertikam akan Mas Ayu. Lantas demi menghilangkan bukti angkaranya itu, Radin Manosekoro bertindak membakar istana Pangeran Agung, dalam keadaan Mas Ayu masih bernyawa demi melindungi puterinya, Radin Mas.
Dalam keadaan yang amat tegang itu, Pangeran Agung pulang dari perburuannya dan amatlah terperanjat melihat akan istananya yang sedang menanti saat untuk terus rebah ke bumi. Namun Pangeran Agung sempat untuk membawa Mas Ayu yang sudah terlalu lemah akan keadaannya, yang sambil memeluk akan Radin Mas. Dalam nafasnya yang terakhir, Mas Ayu berpesan agar Pangeran Agung menjaga Radin Mas sepenuh hati selagi Pangeran Agung masih hidup. Setelah Mas Ayu meninggal dunia, Pangeran Agung mengarahkan agar orang-orangnya mencari Radin Manosekoro dan memerintahkan agar dia dibunuh demi membela akan kematian Mas Ayu.
Pangeran Agung terlalu kecewa dengan apa yang terjadi terhadap keluarganya kerana padanya, Pangeran Agung menganggap yang dia telah dikhianati oleh keluarga sendiri. Apa yang berlaku keatas dirinya membuatkan Pangeran Agung mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan dengan sekelian kaum kerabat diraja Kediri malah Pangeran Agung bersumpah
"Kulo (aku) bersumpah, kulo tidak akan kembali ke Kediri lagi, dan kulo haramkan pasir yang melekat dikaki mengikut kulo...."
di jawa biasanya disebut Raden...
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteJika bro telah ke makam RadenMas, adakah makam yang kecil di kaki bukit perkarangan makam tersebut adalah milik allahyarham Ayahanda Pengiran Agung nya? Terimaksih bro
ReplyDeleteTuahBugis
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKalau di Jawa Raden Mas untuk gelar lelaki kuturunan Raja, sedangkan Raden Ajeng / Ayu untuk wanita.
ReplyDeleteTidak ada yg miliki gelar begitu di Kerajaan Kediri.Ini silsilah Raja Kerajaan Kediri dan sipakah Raden Mas yg sebenarnya di Kediri.
ReplyDelete